Peningkatan Perlindungan Konsumen di IKNB, OJK Keluarkan Ketentuan Penyempurnaan PAYDI dan Fintech Lending

CAHYAMEDIA (JAKARTA) – 28 Januari 2022, Otoritas Jasa Keuangan akan segera mengeluarkan dua ketentuan di bidang Industri Keuangan NonBank (IKNB) yaitu peraturan mengenai Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI atau unitlink) dan

perubahan peraturan mengenai layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi

informasi (fintech peer to peer lending).

“Kedua peraturan itu akan dikeluarkan mengingat pentingnya penguatan

operasional industri perasuransian dan fintech P2P lending yang harus diiringi

dengan peningkatan aspek perlindungan konsumen,” kata Kepala Eksekutif

Pengawas IKNB OJK Riswinandi.

Menurutnya, penyempurnaan aturan PAYDI antara lain meliputi area spesifikasi

produk, persyaratan perusahaan untuk dapat menjual PAYDI, praktik pemasaran,

transparansi produk dan pengelolaan investasi.

“Upaya penguatan regulasi tersebut bertujuan agar permasalahan pemasaran

khususnya ketidakfahaman nasabah atas PAYDI dapat diminimalisir dan

perusahaan asuransi dapat meningkatkan tata kelola dan manajemen risiko dengan

lebih baik,” kata Riswinandi.

Sementara perubahan ketentuan fintech P2P lending antara lain mengatur

kepemilikan platform layanan pendanaan bersama, bentuk badan hukum, modal

pendirian, nilai ekuitas, batas maksimum pendanaan, pemegang saham pengendali

dan sejumlah larangan untuk perlindungan konsumen seperti tatacara penagihan.

“Perubahan ketentuan layanan pendanaan bersama ini ditujukan untuk

memperkuat industri fintech P2P lending dari sisi kelembagaan dan layanan

terhadap konsumen serta kontribusinya bagi perekonomian,” kata Riswinandi.

Riswinandi juga menjelaskan dalam perumusan aturan yang baru ini sudah

melibatkan pelaku industri dan stakeholders termasuk akademisi, sehingga

diharapkan begitu ketentuannya diundangkan maka bisa segera

Penguatan       regulasi            terkait  produk unit      link       (Produk           Asuransi          yang    Dikaitkan            Dengan

Investasi/PAYDI)

Penguatan       pengaturan      dilakukan         dalam  beberapa         aspek  yaitu:

  1. Perusahaan yang dapat   memasarkan   PAYDI

Perusahaan     yang   memasarkan  PAYDI            harus  memiliki SDM            dan     insfrastruktur  yang

memadai,        seperti Aktuaris,          Ahli      Investasi,         system            informasi         yang    mendukung            pengelolaan

PAYDI dan     permodalan    yang    cukup (Rp250M        bagi    asuransi           konvensional   dan     Rp150M

bagi     asuransi           syariah).          Perusahaan     yang    tidak    memiliki           persyaratan     tersebut            tidak    dapat

memasarkan   PAYDI.

  1. Kriteria Produk PAYDI

Produk            yang    dipasarkan      harus   memiliki           beberapa         spesifikasi       khusus seperti:

  1. Cuti premi harus   berdasarkan    permintaan      pemegang       polis.
  2. Waiting period hanya  dapat   diterapkan       apabila pemegang       polis     memilih           tidak    dilakukan

medical           check-up serta            memahami      konsekuensinya.

  1. Tidak memberikan garansi            atau     target   hasil     investasi.
  2. Kewajiban Perusahaan Dalam Pengelolaan PAYDI
  3. menatausahakan aset PAYDI pada    bank    kustodian.
  4. melakukan evaluasi atas     keberlangsungan        polis     secara berkala            dan      sewaktu-waktu            jika

akan    menambah      rider,    cuti      premi,  menaikkan      UP,      dan      menarik           dana.

  1. mengalokasikan premi untuk   nilai      tunai    dengen            memenuhi       batas   minimum.
  2. investasi pada seluruh            pihak   terkait maksimum       10%     NAB    Subdana,         dan      pada    satu

pihak/grup       yang    bukan  pihak   terkait  maksimum      25%     NAB    Subdana.

  1. tidak menempatkan investasi ke        luar      negeri.
  2. melakukan evaluasi strategi dan     kinerja investasi          secara berkala.
  3. Pemasaran dan Transparansi Produk

Pengaturan     signifikan         juga     dilakukan         dalam  proses pemasaran      PAYDI dan      transparansi

informasi         kepada            konsumen,      yaitu

  1. Agen pemasar harus bersertifikat dan      memperoleh    pelatihan          PAYDI.
  2. Sebelum menerbitkan polis, perusahaan:

1) tidak            boleh   menerima        premi   sebelum          memastikan    bahwa pertanggungan            dapat

diterima.

2) memastikan            pemahaman    pemegang       polis     melalui penjelasan       atas     ringkasan        produk

dan      fund     factsheet dan  pengisian         pernyataan      pemahaman    pemegang       polis,    yang

direkam           sebagai            bukti    jika       terjadi  sengketa.

3) memastikan kesesuaian     PAYDI melalui penilaian          atas     kebutuhan,      kemampuan,   dan

profil    risiko    calon   pemegang       polis.

4) memastikan            calon   pemegang       polis     valas    telah    memiliki           pemahaman    atas     risiko            valas.

  1. Setelah menerbitkan polis, perusahaan     harus:

1) melakukan  welcoming       call       kepada            pemegang       polis,    yang    direkam           sebagai            bukti    jika

terjadi  sengketa;

2) menyampaikan       laporan            perkembangan            nilai      tunai    masing-masing           pemegang            polis

secara berkala;

3) menyampaikan       fundfact           sheet   atas     subdana          yang    dimiliki pemegang       polis;4) menyediakan informasi          NAB    harian  di         website            perusahaan. (hendri/rls)

Comment