Lewat Keahlian Menjahit, UMKM Binaan Pertamina Ingin Lestarikan Kain Etnik Suku Banjar

Banjar PT. Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan mendukung penuh upaya pelestarian budaya lokal menjadi produk UMKM yang Go Modern dan Go Digital. Sehingga produk tersebut mampu menjadi ciri khas daerah dan banyak dikenal orang, sekaligus membuka peluang lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.

Mitra Binaan Pertamina, Aya Sofia dan pemilik usaha Kinday Limpuar Sasirangan yang berbasis di Kelurahan Gambut, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan ini terhitung belum lama memulai usaha. Namun, pengetahuan dan keahliannya dalam mengolah kain Sasirangan sudah tidak perlu diragukan lagi.

”Saya sudah punya keahlian menjahit dan menggambar. Akhirnya tahun 2017 mulai tertarik dan serius memulai usaha ini,” ujar Sofia.

Keahlian itu langsung diterapkan untuk memproduksi kain Sasirangan. Motif kain etnik dari suku Banjar ini mempunyai motif jelujur atau garis-garis vertikal dari atas ke bawah yang memanjang. Benda-benda alam di Kalimantan Selatan menjadi landasan gambar motif tersebut.

“Tiap motif dapat dipakai oleh seluruh masyarakat tanpa ada perbedaan dan pelanggaran terhadap adat istiadat Suku Banjar,” imbuhnya.

Keunikan Kain Sasirangan

Sofia bercerita, Sasirangan sendiri berasal dari kata Bahasa Banjar, yaitu sirang yang berarti menjelujur. Motifnya dibuat dengan jahitan dengan teknik jelujur. Kemudian jelujur ditarik atau disisit agar pewarna tidak masuk dalam pola.

”Inilah keunikan kain Sasirangan, motif didapat dari kain yang tidak terkena pewarnaan,” jelas Sofia.

Setelah itu barulah masuk proses finishing. Kain diwarna 2-3 kali, lalu dibilas dan dijemur. Kain pun siap dipajang dan digunakan untuk berbagai macam mode fashion. Sofia mematok harga produk mulai dari kisaran Rp 100 ribu hingga paling mahal Rp 800 ribu.

“Harga jual produk berbeda tergantung jenis kain. Ada kain katun, sutra, dan primissima. Kerumitan motif, ada motif klasik dan motif modern. Serta pewarnaan, menggunakan pewarna alam dan sintetis,” jelas Sofia.

Dengan patokan harga tersebut, Sofia mampu memberdayakan masyarakat sekitar untuk ikut membantu produksinya. Setidaknya terdapat 2 karyawan tetap, dan 5 karyawan lepas yang ikut membantunya sehari-hari. Mereka merupakan tetangga sekitar rumah Sofia di mana mayoritas adalah para ibu rumah tangga.

sumber : liputan6.com

Comment